Monday, July 7, 2014

Hadapi Hidup Dengan Apa Adanya

Kondisi dunia ini penuh kenikmatan, banyak pilihan, penuh rupa, dan banyak warna. Semua itu bercampur baur dengan kecemasan dan kesulitan hidup. Dan, kita adalah bagian dari dunia yang berada dalam kesukaran itu.

Kita tidak akan pernah menjumpai seorang ayah, isteri, kawan, sahabat, tempat tinggal, atau pekerjaan yang padanya tidak terdapat sesuatu yang menyulitkan. Bahkan, kadangkala justru pada setiap hal itu terdapat hal yang buruk dan tidak kita sukai. Maka dari itu, padamkanlah panasnya keburukan pada setiap hal itu dengan dinginnya kebaikan yang ada padanya. Itu kalau kita mau selamat dengan adil dan bijaksana. Pasalnya, betapapun setiap luka itu ada harganya.

Allah Subhanahu Wa Ta'ala menghendaki dunia ini sebagai tempat bertemunya dua hal yang saling berlawanan, dua jenis yang saling bertolak belakang, dua kubu yang saling berseberangan, dan dua pendapat yang saling berlawanan. Yakni, yang baik dengan yang buruk, kebaikan dengan kerusakan, kebahagian dengan kesedihan. Dan setelah itu, Allah Subhanahu Wa Ta'ala mengumpulkan semua yang baik, kebagusan dan kebahagiaan itu ada di surga. Adapun yang buruk, kerusakan dan kesedihan akan dikumpulkan dineraka.

Dalam sebuah Hadist mengatakan, "Dunia ini terlaknat, dan terlaknat semua yang ada didalamnya, kecuali dizikir kepada Allah dan semua yang berkaitan dengannya, seorang 'alim dan seorang yang belajar."

Maka, jalanilah hidup sesuai dengan kenyataan yang ada. Jangan larut dalam khayalan. Dan, jangan pernah menerawang ke alam imijinasi. Hadapi kehidupan ini apa adanya; kendalikan jiwa kita untuk dapat menerima dan menikmatinya! Bagaimanapun, tidak mungkin semua teman tulus kepada kita dan semua perkara sempurna di mata kita. Sebab, ketulusan dan kesempurnaan itu ciri dan sifat kehidupan dunia.

Bahkan, isteri dan suami pun tak akan sempurna di mata kita.

Dalam sebuah Hadist mengatakan: "Janganlah seorang mukmin mencela seorang mukminah (isterinya), sebab jika dia tidak suka pada salah satu kebiasaannya maka dia bisa menerima kebiasaannya yang lain."

Adalah seyogyanya bila kita merapatkan barisan, menyatukan langkah, saling memaafkan dan kembali berdamai, mengambil hal-hal yang mudah kita lakukan, meninggalkan hal-hal yang menyulitkan, menutup mata dari beberapa hal untuk saat-saat tertentu, meluruskan langkah, dan mengesampingkan berbagai hal yang mengganggu dalam kehidupan ini.

No comments:

Post a Comment

Berkomentar lah sesuai dengan isi artikel, Jangan Pasang Link aktif, dan Spam